Toleransi

Pernah ada tersirat dalam pemikiran saya tentang paradox dari kata “toleransi”. Toleransi adalah konsep yang mengatakan bahwa kita harus menghormati perbedaan, kita harus menghormati pandangan orang lain, dan kita tidak boleh berperilaku seenaknya para orang yang berperilaku tidak sependapat.

Konsep ini sebenarnya baik. Konsep ini mengarahkan agar manusia tidak mudah untuk melakukan aksi anarkis satu dengan lainnya karena perbedaan pendapat. Namun ternyata konsep ini juga bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Contohnya situasi yang sedang cukup hangat di Indonesia, yakni situasi ketika Habib Rizieq baru saja pulang. Banyak pihak yang mencap golongan pendukung salah satu ulama ini sebagai golongan ekstrimis yang tidak menghormati budaya-budaya Indonesia yang sarat akan toleransi.

Namun di sisi lain juga pendapat ini justru dikembalikan oleh pihak yang mendukung salah satu ulama ini. Pihak yang mendukung ulama mengatakan bahwa, justru pihak yang kontra dengan mereka yang tidak menghormati toleransi. Hal ini didasari pada argumen bahwa mereka juga berhak mempunyai pandangan-pandangan Islam yang khas Timur Tengah di Indonesia, dan mereka berhak atas berbagai macam pemikiran mereka. Jika ada pihak yang menentang dan melarang itu, justru itu yang melanggar prinsip toleransi.

Dari sini toleransi yang semula dibuat untuk meredam konflik, justru digunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Oknum-oknum ini menggunakan kata “toleransi” untuk melanggengkan kemelencengannya.

Jadi. Apa itu toleransi? Apakah konsep toleransi memang bisa diterima? Ataukan sebenarnya toleransi hanyalah konsep ambigu yang justru menghasilkan berbagai konflik lain karena konsep itu sendiri adalah sebuah paradox?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif