Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Hari ini penulis menonton dua film pendek yang menurut penulis sangat menarik. Judul film pendek yang pertama adalah “Tilik”, film pendek yang belakangan ini tengah booming dan banyak menjadi omongan masyarakat karya anak bangsa. Dan judul film pendek yang kedua adalah “Cream”, judul film yang penulis dapat dari komunitas ODOP. Dalam kedua film ini menunjukan adanya kesamaan pesan moral yang menurut penulis secara semangat sama, yakni keharusan untuk mencari fakta terlebih dahulu untuk menilai sesuatu. Maka kali ini penulis akan mencoba membuat ulasan kedua film pendek tersebut, dan mencoba memberikan kesimpulan makna dari kedua film tersebut.

Ulasan Film Tilik

Kata “tilik” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah “menjenguk”. Ya, film pendek ini menceritakan sebuah cerita di mana ada gerombolan Ibu-ibu yang sedang berada dalam sebuah truck yang sedang dalam perjalanan untuk menjenguk Ibu Lurah mereka yang sedang sakit di rumah sakit. Dalam alur cerita keseluruhan terdapat beberapa tokoh yang menjadi inti dari cerita film ini, yakni Bu Tejo yang menggunakan kerudung hijau dan memiliki watak ceplas ceplos dan terkesan “menyebalkan”, Yu Ning yang menggunakan kerudung cokelat yang memiliki wakat kalem dan terkesan “bijak”, Yu Sam yang tergambarkan memiliki watak yang hanya mengikuti saja kabar apapun yang diarahkan oleh Bu Tejo, dan Bu Tri yang tergambarkan sebagai sosok provokator yang mendukung Bu Tejo. Selain itu ada tokoh-tokoh lain yang juga menjadi inti cerita dari film ini, namun tidak banyak terlibat dalam reka adegan. Yakni, Dian yang merupakan kembang desa yang dikabarkan oleh Bu Tejo sebagai remaja yang mempunyai kerja tidak benar dan di isukan sebagai perempuan “penggoda”, dan Fikri yang di isukan oleh Yu Sam sebagai pacar dari Dian sekaligus anak dari Bu Lurah dan Pak Lurah.

Dalam adegan awal, terlihat Yu Sam yang melontarkan pertanyaan kepada Bu Tejo, apakah benar bahwa Fikri berpacaran dengan Dian. Bu Tejo pun bertanya kembali dari mana kabar tersebut Yu Sam dapatkan, dan Yu Sam menjawab kabar tersebut dia simpulkan dari pernyataan Yu Ning yang mengatakan bahwa Fikri mengantarkan Dian ke Rumah Sakit tempat Ibunya Fikri di rawat.


Setelah adegan tersebut, pembicaraan Bu Tejo arahkan pada kecurigaan Bu Tejo pada Dian yang mengatakan bahwa ia menganggap bahwa pekerjaan yang Dian lakukan, bukanlah pekerjaan yang baik. Hal ini dia simpulkan dari beberapa data di mana dia melihat bahwa Dian yang baru mendapatkan kerja, tiba-tiba bisa mempunyai handphone baru, motor baru, dan barang-barang baru lainnya yang semuanya ber-merk bagus.

Kecurigaan itupun didukung oleh Bu Tri yang menyatakan pendapat serupa dan menyudutkan Dian sebagai orang yang tidak baik, hingga akhirnya pendapat Bu Tejo dan Bu Tri tersebut diterima begitu saja oleh Yu Sam. Mendengar hal tersebut, Yu Ning menjawab obrolan Ibu-ibu tersebut dengan pernyataan bahwa obrolan yang mereka lakukan sudah mengalahkan tugas wartawan. Bu Tejo yang mendengar pernyataan tersebut menjawab dengan argumen bahwa seharusnya seseorang yang mempunyai handphone seharusnya digunakan untuk mencari informasi, agar bisa “nyambung” ketika diajak berbicara.

Kondisi semakin panas ketika Bu Tejo mengatakan pengamatannya terhadap Dian, dimana Dian terlihat beberapa kali jalan-jalan di mall dan hotel dengan laki-laki dan om-om, selain itu Bu Tejo juga mengatakan bahwa dia pernah mendapati Dian sedang muntah-muntah seperti orang hamil. Mendengar ungkapan tersebut, lagi-lagi Yu Ning menyanggah hal tersebut dan mengatakan jangan mudah menyimpulkan, karena bisa saja Dian hanya masuk angin, dan terkait dengan pekerjaannya, bisa saja dia memang bekerja untuk menemani wisatawan.

Setelah beberapa percakapan, alur cerita lompat di mana Bu Tejo rewel ingin buang air kecil. Setelah sampai pada suatu masjid, akhirnya momen itu dimanfaatkan oleh seluruh Ibu-ibu untuk sekaligus mendirikan sholat, karena saat itu waktu sudah menunjukan jam 14.00. Ketika Ibu-ibu yang lain sedang sholat dan buang air, Yu Ning saat itu bertanya pada supir Truck apakah bisa aman sampai rumah sakit, dan dikonfirmasi oleh supir Truck tersebut bahwa aman. Tak lama kemudian dia mendapat panggilan dari Dian yang dimana percakapannya tidak bisa terdengar dengan jelas karena putus-putus yang diakibatkan baterai Yu Ning habis.

Tak lama kemudian Bu Tejo menghampiri Yu Ning dan supir truck tersebut, ia memberikan uang titipan dari suaminya kepada supir truck tersebut. Perilaku tersebut balik dikomentari oleh Yu Ning yang mengatakan jangan-jangan hal tersebut adalah sogokan dari Bu Tejo karena suami Bu Tejo yang ingin menjadi seorang Lurah. Opini tersebut disanggah oleh Bu Tejo dengan mengatakan bahwa dia hanya kasihan dengan Bu Lurah dan berpendapat bahwa sudah saatnya desanya mempunyai Lurah baru yang lebih cekatan.

Setelah kembali pada perjalanan, tak lama kemudian truck tersebut mogok dan Ibu-ibu Bersama-sama berusaha mendorong truck tersebut, kecuali Bu Tejo dan Bu Tri. Setelah Truck kembali jalan, Yu Ning terlihat tidak senang dengan gelagat Bu Tejo yang sejak sedari truck mogok tadi selalu diam dan juga menyayangkan sikap Bu Tejo yang tidak mau membantu mendorong Truck bersama Ibu-ibu yang lain. Setelah keresahan Yu Ning tersebut disampaikan, Yu Ning juga menyampaikan keresahannya yang mengatakan jangan-jangan truck tersebut mogok karena Bu Tejo yang memberikan uang sogokan kepada supir Truck. Argument tersebut dibantah balik oleh Bu Tejo yang mengatakan, ketidak sukaan Yu Ning tersebut hanya dikarenakan beberapa pernyataan Bu Tejo pada Dian, yang ternyata Dian adalah saudara jauhnya Yu Ning.

Adegan pun berlanjut pada perdebatan keduanya hingga mereka di tilang oleh polisi. Pada scene tersebut, sebaiknya para pembaca menonton sendiri adegannya, karena momen lucu dan kocak khas Ibu-ibu sangat kental disitu.

Setelah kembali pada perjalanan, tak lama kemudian mereka sampai di Ruah Sakit tempat Bu Lurah dirawat. Tak lama kemudian Dian menghampiri Ibu-ibu yang disusul oleh Fikri dan menyatakan permintaan maaf karena Bu lurah sedang tidak bisa di jenguk karena masih berada di ICU. Namun Fikri meminta Ibu-ibu tidak usah cemas karena dokter mengatakan Bu Lurah baik-baik saja. Setelah itu terdapat sedikit drama dimana Yu Ning merasa bersalah karena sudah terlalu khawatir dan mengajak Ibu untuk menjenguk Bu Lurah yang akhirnya tidak menghasilkan apa-apa. Namun hal tersebut berhasil dipecahkan oleh Bu Tejo yang akhirnya mengajak Ibu-ibu untuk mampir ke pasar untuk belanja.

Tak lama sebelum selurh film habis, scene berpindah dimana Dian secara hati-hati masuk kedalam sebuah mobil yang ternyata mobil tersebut adalah mobil Pak Lurah yang tidak lain merupakan suami dari Bu Lurah yang sedang sakit dan Bapak dari Fikri. Dalam adegan tersebut Dian mengatakan dirinya sudah tidak sanggup untuk terus sembunyi seperti itu, dia berharap Fikri bisa secepatnya menerima Dian sebagai Ibu barunya, hal tersebut ditanggapi oleh Pak Lurah yang menenangkan Dian agar tidak terlalu dihiraukan dan percaya pada dirinya. Film pun selesai.

Ulasan film Cream

Film pendek Cream ini merupakan ciptaan David Firth. Dalam film tersebut dikisahkan bahwa terdapat seorang ilmuwan yang berhasil menemukan Cream di mana Cream tersebut di presentasikan mampu menyembuhkan jerawat, hidung seseorang yang sudah bolong, dan tangan seseorang yang sudah bunting. Presentasi tersebut mendapatkan pertanyaan dari peserta seminar, peserta tersebut mengatakan, bagaimana bisa hal tersebut terjadi. Dan Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa hal itu dikarenakan Cream meregenerasi sel badan dengan cara menyerap informasi dari dalam otak bagaimana organ-organ tubuh tersebut seharusnya berbentuk, dan mereparasinya seperti semula sebeluk rusak dan bagaimana seharusnya manusia normal.

Dalam presentasi selanjutnya, Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa Cream tersebut bisa melakukan lebih dari itu, Cream tersebut mampu menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan memperbaiki alam yang rusak dan gersang, bahkan juga alam yang rusak karena limbah beracun yang manusia buat. Setelah itupun banyak masyarakat yang merasa terbantu atas adanya Cream tersebut.

Tidak lama kemudian, scene berubah dimana Ilmuwan tersebut menciptakan penemuan Cream baru yang dinamakan “New Cream”. Cream tersebut dijelaskan bisa menduplikasi apapun, baik itu makanan, makhluk hidup, dan lain sebagainya, bahkan dijelaskan juga bahwa Cream tersebut mampu menduplikasi dirinya sendiri. Hal ini secara resmi Ilmuwan tersebut katakan, bahwa Cream tersebut menjadi sumber daya yang tidak terbatas. Dan hal itupun disambut baik oleh masyarakat, dimana masyarakat benar-benar mampu menyelesaikan semua masalahnya dengan Cream tersebut. Meskipun dalam beberapa kesempatan terlihat masyarakat merasakan bosan karena setiap masalah bisa dengan mudah diselesaikan oleh Cream tersebut, namun ternyata setelah melumurkan Cream tersebut pada badan mereka, merekapun kehilangan rasa bosan mereka dan kembali merasakan semangat dalam hidupnya. Cream ini benar-benar mampu menyelesaikan seluruh masalah umat Manusia.

Hal tersebut didengar oleh beberapa orang-orang kaya yang ternyata tidak senang dengan hal tersebut. Hal ini penulis simpulkan dari beberapa dialog berupa kata “No” dari semua orang kaya yang tersorot. Setelah scene tersebut, ternyata justru terjadi beberapa hal besar dalam media. Dimana media mengatakan banyak hal buruk tentang Cream tersebut. Dikatakan bahwa Cream tersebut dapat membuat seseorang mengidap tiga jenis HIV berbeda sekaligus, dikatakan juga bahwa Ilmuwan pencipta Cream ini adalah seorang pedopil, dan juga dikatakan bahwa Cream tersebut dibuat dari bahan baku mayat bayi yang sudah Ilmuwan tersebut bunuh.

Tak lama setelah berita tersebut tersebar di media, kerusuhan terjadi di mana-mana dimana banyak orang memberontak dan menuntut agar Cream tersebut segera ditarik dari peredaran. Karena hal tersebut, akhirnya Cream ini ditarik dari peredaran, dan penciptanya dipenjara dan dilarang untuk terlibat dalam dunia riset seumur hidupnya. Film pun selesai.

Hikmah yang bisa diambil
Dari kedua film tersebut, penulis bisa menarik hikmah yang sama dari kedua film tersebut. Di mana untuk film tilik, kita dibawa kedalam suasana sosok Bu Tejo yang serba menyebalkan. Namun dibalik sosoknya yang menyebalkan tersebut, ternyata nyinyiran Bu Tejo tersebut disertai dengan data-data yang bisa dipertanggung jawabkan oleh Bu Tejo, dimana dia bisa menunjukan beberapa bukti melalui smartphone-¬nya. Meskipun cara yang digunakan oleh Bu Tejo memang terkesan tidak etis, namun sebagai penonton kita diajak untuk belajar menilai seseorang tidak hanya dari perasaan yang timbul karena perilaku seseorang, melainkan juga perlu disertai dengan fakta-fakta yang menunjang. Hal ini terbukti dari analisa-analisa Bu Tejo yang ternyata benar, bahwa Dian adalah seorang kembang Desa yang ternyata memang menjadi perempuan simpanan Lurah setempat.

Sedangkan untuk film Cream, menurut penulis begitu dekat dengan lingkungan penulis sekarang. Dimana segala fakta bisa dengan sekejap mata diputar balikan dengan opini yang media buat. Dalam film tersebut mengisahkan bahwa seorang ilmuwan yang berhasil menciptakan produk yang begitu bermanfaat untuk kehidupan manusia, ternyata justru membuat beberapa pihak yang berkepentingan tidak menyukainya, dalam hal ini orang-orang kaya yang merasa bahwa bisnisnya akan terancam dengan adanya Cream tersebut. Maka orang-orang kaya tersebut menyewa media dan membuat media menyiarkan berita-berita buruk mengenai Cream tersebut, hingga akhirnya masyarakat murka dan tidak mau menggunakan Cream tersebut lagi.

Maka dari sini penulis bisa menarik hikmah, bahwa kita seharusnya bisa menilai segala sesuatu se-objektif mungkin. Tidak terdistraksi dengan apapun itu, baik opini publik ataupun perasaan kita pribadi. Untuk menemukan kebenaran, kita perlu untuk mengumpulkan fakta-fakta terkaitnya terlebih dahulu, salah satu caranya dengan crosscheck beberapa sumber, yang biasa dikenal dalam dunia akademisi disebut dengan "Triangulasi Data".

Semoga setelah menonton kedua film ini, kita bisa menjadi orang yang mampu menilai kebenaran dengan sejernih-jernihnya data. Agar kita tidak salah menilai orang atau pihak lain dan juga tidak merugikan pihak tersebut. Sekian, semoga bermanfaat.

OneDayOnePost
ODOP
ODOPChallenge2

Komentar

  1. Film Tilik membuktikan bahwa insting ibu-ibu itu mendekati kenyataan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, terkadang gitu kakkk. tapi tetep harus di crosscek kebenarannya ya kakk

      Hapus
  2. Ulasannya lengkaaaap kak... Tulisannya juga baguusss... Cara menyampaikan ulasannya mudah difahami..

    BalasHapus
  3. whaa, gambaran cerita filmnya detail sekali Kak, sampai bikin paham jalan ceritanya :) reviewnya juga jelas. Makasih Kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahhh, makasih kakk pujiannyaaa. sama-sama ya kakkk

      Hapus
  4. Lengkap banget, hampir semua skenario terdeskripsikan dalam artikel ini.

    BalasHapus
  5. Aaamiin semoga kita bisa pionir atas terciptanya rasa bijak dalam menanggapi informasi.

    Artikelnya menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Dan yang paling suka adalah penggambaran artikel secara keseluruhan di bagian awal.

    Sukses terus...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin kakk. semoga kita menjadi pionir perubahan Indonesia menjadi yang lebih baik ya...

      sukses juga buat kakakk

      Hapus
  6. tulisan panjang yang ga bikin bosen... love it
    good review

    BalasHapus
    Balasan
    1. aduh kak bias aja pujiannyaa. jadi malu hehehe. makasih kakkk!!

      Hapus
  7. Keren, setiap scene ada di ceritakan. Masya Allah lengkap bener kak. Cucok ini kakak 😊

    BalasHapus
  8. wah bagus sekali, deskripsinya detail

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah.... Mulai ada titik terang. Sinopsis & ulasannya mantul

    BalasHapus
  10. kak, untuk kata yang tidak ada di kbbi, dicetak miring ya. seperti kata "booming"

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak. saya copy paste lewat word, jadi belum sempet ngoreksi ulang masalah ketepatan diksi dan lain-lainnya. thanks udah diingetin ya kak

      Hapus
  11. tulisannya detail sekali, rasanya seperti menonton filmnya dengan bertutur

    BalasHapus
  12. Tilik mengungkapkan bahwa gosip adalah fakta yanh tertunda wlwkw.....

    BalasHapus
  13. wah reviewnya komplit dech ... deg-deg-deg ... bisa gak ya ...

    BalasHapus
  14. Aaakkk ... .Aku tercerahkaaannn. .. Makasih ulasannya kaaaakkkk sudaj pusying tujuh keliling inih 😁

    BalasHapus
  15. Bagus kak, resume ceritanya dapet juga sudut pandang kakak juga masih bisa disampaikan dengan compact.
    Nambah ilmu juga tentang triangulasi data.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif