Pohon Bukan Sumber Kehidupan

Malam itu aku mendengar Bos mengarahkan anak buahnya menyiapkan lahan yang cukup untuk keperluan membangun gedung-gedung megah. Gedung-gedung megah ini diproyeksikan untuk menjadi sebuah mall, yang mana nantinya bisa menjadi sumber penghidupan orang banyak.

Namun lahan-lahan yang benar-benar kosong saat ini sulit untuk dicari, sehingga persiapan lahan kosongpun mengalami jalan buntu. Satu hal yang terbesit oleh salah satu pekerja, yakni menyingkirkan pohon-pohon yang tidak penting. Dengan begitu akan tersedia lahan kosong yang bisa mereka gunakan untuk membangun gedung. Dengan begitu kantung merekapun akan aman di bulan depan.

Saat warga asli yang menempati pohon-pohon tidak diberitahu bahwa tempat tinggal mereka akan digusur. Bisa diwajari kenapa para pekerje memilih untuk tidak memberitahu para penghuni asli, hal ini dikarenakan para pekerja tidak bisa bahasa penduduk asli. Bahkan tidak ada satupun orang yang bisa berkomunikasi dengan penduduk asli.

Ide dari para pekerja itupun disampaikan kepada Bos. Bos dengan semangat menyetujui masukan ide dari pekerja tersebut, karena dengan begitu Bos bisa membayar gaji para karyawannya.

Sampailah pada hari H penggusuran pohon-pohon yang dimaksud oleh para pekerja. Saat itu untuk meminimalisir SDM dan juga biaya, cara yang digunakan adalah menyuruh si jago merah melahap pohon-pohon tersebut. Dan ternyata benar, cara itu efektif dan murah. Setelah pohon-pohon itu berhasil disingkirkan, akhirnya Mall yang menjadi sumber penghidupan orang banyak akhirnya sudah berdiri. Banyak orang yang hidup sejahtera dari Mall tersebut.

Namun di saat yang sama, rumah biru justru merasa kesulitan bernafas. Tidak hanya itu, rumah biru tiba-tiba demam dan selalu berkeringat. Keringatnya ini membuat kadar air dalam tubuhnya meningkat drastis hingga akhirnya menelan banyak tanah yang ada di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif