Sistem Ekonomi Indonesia Harus Dievaluasi? : Kenapa Menkeu Berhutang? (Part 1)


2. Menkeu Berutang Dengan Bunga Yang Tinggi

Untuk kasus ini, penulis hanya bisa membahas sebagian halnya saja, yakni pada hal kenapa Menkeu sampai memilih untuk berhutang. Namun untuk kasus kenapa memilih bunga yang tinggi, penulis sendiri tidak mengetahui pertimbangan apa saja yang digunakan pemerintah sampai akhirnya memilih untuk berhutang dengan bunga yang tinggi.

Kenapa Menkeu berhutang?
Jawabannya adalah untuk kepentingan pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Sebenarnya tidak ada yang buruk dengan hutang apabila hutang tersebut kita peruntukan sebagaimana mestinya, yakni untuk menciptakan sesuatu yang lebih produktif lagi dan bisa lebih menghasilkan lagi. Sehingga dari hutang yang diambil, hutang tetap bisa terbayar, dan si pengambil hutang pun tetap bisa mengambil untung.

Analoginya seperti seorang pebisnis, dimana ketika seorang pebisnis mempunyai prospek usaha yang bagus ketika dinilai dari berbagai aspeknya, namun dia tidak memiliki modal yang cukup, maka ia akan berusaha mencari pinjaman agar bisnis yang prospeknya bagus ini bisa berjalan terlebih dahulu. Kenapa dia berani berhutang? Karena dia tahu bahwa jika bisnis ini sudah berjalan, keuntungannya akan berlipat ganda, dan dia bisa mengembalikan hutang yang dia pinjam sekaligus tetap mendapatkan untung.

Sama halnya dengan kasus yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah memilih untuk berhutang karena ada pertimbangan bahwa hal-hal yang ingin pemerintah bangun ini akan berdampak positif terhadap masa depan bangsa. Hal-hal ini bisa berupa infrastruktur, pendidikan, teknologi, ekonomi, budaya dan lain-lain. Untuk mengembangkan hal-hal tersebut, tentu memerlukan investasi berupa dana, agar bisa dipanen di kemudian hari hasilnya.

Yang namanya investasi dalam hal infrastruktur, pendidikan, teknologi, ekonomi, tentu tidak bisa dirasakan dengan instan dampaknya. Memerlukan waktu bahkan hingga berpuluh-puluh tahun untuk bisa merasakan dampaknya. Untuk infrastruktur, perlu menunggu waktu hingga masyarakat sepenuhnya memanfaatkan infrastruktur tersebut agar bisa merasakan keuntungan ekonominya. Pendidikan, perlu menunggu hingga guru bisa menerapkan kurikulum dengan baik dan murid menerapkannya di masyarakat langsung agar bisa terasa hasilnya. Teknologi, perlu agar penguasaan teknologi diadaptasi sepenuhnya dan produknya terjun ke masyarakat agar bisa terasa manfaatnya. Ekonomi, perlu menunggu hingga masyarakat bisa memanfaatkan dengan maksimal setiap stimulus ekonomi agar bisa terasa dampaknya.

Maka bila ada yang berbicara, “buat apa berhutang, kalau hasilnya ga kerasa buat masyarakat”, sepertinya orang-orang yang mengatakan ini perlu terlebih dahulu mengetahui hutang pemerintah dituangkan di sektor apa saja. Bila hutang pemerintah dituangkan di sektor bansos seperti BLT dan subsidi, maka akan langsung terasa oleh masyarakat seperti beberapa tahun yang lalu. Namun jika pemerintah terus melakukan hal-hal seperti ini, dampaknya justru masyarakat akan menja dan ketergantungan.

Memang dampak instan yang bisa dirasakan apabila pemerintah melakukan hal-hal ini adalah pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun perlu dipahami juga apa penyebab dari pertumbuhan yang signifikan tersebut. Pertumbuhan yang signifikan tersebut terjadi karena banyaknya bantuan dana yang diberikan langsung kepada masyarakat, dalam kata lain sama halnya pemerintah membelikan sebagian kebutuhan-kebutuhan seluruh masyarakat. Seperti halnya dengan BBM, pemerintah membelikan masyarakat BBM itu sendiri.

Setelah mengetahui fungsi dari hutang yang dilakukan pemerintah, kita kembali ke pertanyaan awal, “kenapa Menkeu berhutang?”
Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan menjawabnya di part 2

Komentar

  1. Ini pengetahuan baru buat aku.
    Jadi pemerintah berutang itu untuk pembanguan masa depan bangsa.
    Ditunggu part keduanya kak

    BalasHapus
  2. wah...informatif banget. Tidak sabar dengan ulasan berikutnya

    BalasHapus
  3. Kalau saya memandang hutang itu nagih. Rasanya, sulit sekali keluar dari jerat hutang. Dengan kekayaaan alam yang melimpah, rasanya sayang jika hutan Indonesia semakin banyak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif