Sistem Ekonomi Indonesia Harus Dievaluasi? : Kenapa Menkeu Berhutang? (Part 2)


Setelah mengetahui fungsi dari hutang yang dilakukan pemerintah, kita kembali ke pertanyaan awal, “kenapa Menkeu berhutang?”. Untuk hutang yang dilakukan pada saat periode sebelum pandemi, tentu juga pasti ada hubungannya dengan perang dagang.

Seperti yang sudah penulis bahas pada tulisan di poin nomor 1, perang dagang yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan China membuat pemasukan negara dari sektor ekspor berkurang drastis. Dikarenakan hal ini kurs rupiah melemah, yang implikasi langsung ketika nilai kurs rupiah melemah adalah harga bahan-bahan yang hendak di impor menjadi lebih mahal. Selain itu, pendapatan pemerintah dalam bentuk dollar yang biasa disebut devisa juga sangat menurun, hal ini juga yang menyebabkan kurs rupiah melemah.

Padahal di lain sisi, proyek infrastruktur, proyek teknologi, proyek pendidikan dan ekonomi, semuanya menjadi prioritas pembangunan pemerintah. Apabila pemerintah tidak melakukan apa-apa ketika pemerintah tidak mempunyai uang yang cukup untuk membiayai proyek-proyek tersebut, maka hasilnya akan mangkrak tanpa hasil, yang berarti uang-uang yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah terhadpa proyek-proyek yang baru setengah jalan tersebut akan hilang dengan percuma.

Maka untuk menghindari hal-hal yang merugikan tersebut, mau tidak mau pemerintah harus mencari sumber pendanaan lain agar proyek-proyek ini bisa berjalan dengan lancar kembali. Caranya? Satu-satunya cara yang penulis tahu ya berhutang. Bisa berhutang ke luar atau berhutang kepada masyarakatnya sendiri.

Selain berhutang karena proyek yang sudah berjalan dan menghindari kerugian, berhutang juga karena melihat prospek dari proyek-proyek ini saat selesai nanti. Pada saat selesai, infrastruktur, pendidikan, ekonomi, dan teknologi akan sangat menunjang kemajuan Indonesia. Terlebih baru-baru ini World Bank mencatat pendapatan perkapita Indonesia sudah menyentuh golongan negara menengah atas, bukan masuk golongan-golongan negara menengah bawah lagi. Maka untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat yang mulai banyak produktif, pemerintah perlu menyediakan hal-hal yang saat ini sedang pemerintah bangun lewat proyek yang sudah penulis sebutkan tadi.

Jadi, kenapa Menkeu berhutang? Karena Indonesia butuh hal tersebut untuk mempercepat kemajuan Indonesia.


Untuk bahasan berikutnya, penulis akan mencoba membahas point-point selanjutnya yang diungkapkan oleh Rizal Ramli. point-point yang tersisa adalah :

- Birokrat korup persulit perizinan usaha
- seharusnya gunakan sistem ekonomi Pancasila dan UUD 45
- Sebut sistem ekonomi UUD 45 seperti model ekonomi Skandinavia
- Condong menerapkan trickle down effect
- Porsi besar pada BUMN, kemungkinan terapkan state capitalism
- Serap tenaga kerja 70%, UMKM seharusnya diprioritaskan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif