Datang Kalau Ada Butuhnya Doang. Wajar Gak? (part 2)

Part 2 Kenapa orang-orang banyak yang menggunakan kalimat “ah dia mah dateng kalau ada butuhnya doang”? di sini penulis akan mencoba untuk membahas kenapa banyak orang yang merasa seperti itu, murni dari pandangan penulis. Jika kita melihat tulisan di part 1, kita bisa mengetahui bahwa memang manusia memutuskan untuk melakukan sebuah kegiatan itu memang dilatarbelakangi oleh kebutuhan atau keinginan. Tanpa ada kebutuhan atau keinginan tidak mungkin ada orang yang mau mengeluarkan energi dan memberikan usaha terhadap suatu hal. Jika merujuk pada pengalaman-pengalaman penulis dari hasil pengalaman pribadi ataupun melakukan pengamatan terhadap orang-orang yang kerap mengeluarkan kalimat ini. Hal ini terjadi karena adanya hubungan yang hanya menguntungkan salah satu pihak (bisa simbiosis parasitisme, bisa simbiosis komensalisme). Realitas yang bisa penulis gambarkan adalah seperti ini. Bayangkan ada seseorang yang sedang membutuhkan bantuan (sebut saja si A), dan akhirnya dia berusaha mencari orang lain untuk bisa membantu dia keluar dalam kesusahan. Dan beruntungnya orang ini bisa menemukan orang lain (sebut saja si B) yang benar-benar ingin membantu orang ini keluar dari masalahnya hingga masalahnya benar-benar selesai. Namun suatu ketika ceritanya berbalik, si A sudah hidup mapan karena sudah keluar dari masalah-masalahnya, sedangkan si B sedang terlilit dengan berbagai masalah yang dia tidak bisa selesaikan sendiri. Karena pernah merasa membantu si A, akhirnya si B berpikir bahwa dia bisa saja mendapatkan bantuan dari si A, karena sebelumnya si A pernah dibantu oleh si B. Namun sayangnya, hal yang tidak diharapkan terjadi. Si A justru secara halus (dengan banyak alasan) tidak mau berbalik membantu si B, atau bahkan juga ada orang-orang yang menolak untuk memberikan bantuan secara mentah-mentah. Dan fenomena-fenomena di atas sangat sering penulis temui. Entah hanya dari hal kecil seperti saling mengantar pulang, saling mendengarkan cerita, atau saling meminjamkan uang yang tidak seberapa besarnya. Hingga kepada hal besar yang membantu memberikan tempat tinggal hingga beberapa tahun sampai yang dibantu bisa mandiri, membantu bantuan finansial dengan jumlah yang besar, atau bahkan membantu memberikan biaya pendidikan yang sangat besar nilainya. Dan hal-hal ini seringkali juga banyak orang yang tidak mau untuk saling balas budi, hingga akhirnya kalimat “ah dia mah dateng kalau ada butuhnya doang” sangat lumrah didengar. Jadi, melihat hal-hal tersebut, sebenarnya bisa diluruskan kalimatnya. Kalimat yang tepat adalah “dasar ya, jadi manusia kok gatau balas budi. Padahal kan manusia makhluk sosial yang harusnya saling bantu”, jika kalimatnya seperti ini, akan lebih masuk dan cocok dengan realitas yang ada. Karena memang permasalahan dari fenomena di atas bukanlah terletak pada manusia yang mencari orang lain ketika ada butuh atau ada maunya saja, karena memang manusia hanya akan meminta bantuan atau datang pada orang lain ketika ada hal yang dibutuhkan atau dimaui. Masalah yang terletak pada fenomena ini lebih terletak pada etika yang dimiliki oleh oknum-oknum tertentu. Dimana memang masih banyak oknum-oknum yang tidak tau balas budi, tidak mau untuk melakukan hukum sosial sebagaimana seharusnya agar tatanan sosial tetap berjalan dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif