Datang Kalau Ada Butuhnya Doang. Wajar Gak? (part1)

Semua orang pasti pernah mendengar kata-kata ini “ah dia mah dateng kalau ada butuhnya doang”. Bagaimana, pasti pernah kan?

Tapi suka atau tidak, hal tersebut memang benar adanya. Tidak bisa kita munafikan sifat dasar manusia adalah ingin selalu mendapatkan keuntungan, bahkan lebih dan selalu lebih.

Sifat dasar manusia ini bisa tercermin juga dari teori-teori ekonomi yang mana dalam setiap aktifitas ekonomi yang masyarakat lakukan pasti mengandung keuntungan. Hal inilah juga yang akhirnya kita sebut dengan inflasi atau perkembangan ekonomi masyarakat.

Bukan hanya dalam teori ekonomi, perilaku itu memang benar-benar terjadi dalam hidup kita. Coba saja kita renungkan kembali, apa pernah kita melakukan sesuatu tanpa berharap apa-apa? Apa pernah kita mengajak berbicara, basa-basi, mengajak curhat tanpa berharap apa-apa? Saya berani jawab, tidak mungkin!

Setidaknya pasti ada satu atau dua hal yang diinginkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Semisal ketika melakukan kebaikan kepada orang lain, paling tidak dia berharap akan mendapat pahala dan atau dia sendiri mendapatkan ketenttraman batin akan hal tersebut.

Jadi, justru aneh jika ada orang yang berbicara pada orang lain “halah, dateng kalo ada butuhnya doang”. Karena memang semua orang mempunyai kebutuhan, dan tidak ada manusia di masa sekarang yang bisa memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Bayangkan jika kita mengkritik orang-orang yang hanya datang pada saat ada butuhnya, bagaimana nasib para pedagang yang memang hanya akan didatangi pembeli saat pembeli itu butuh? Apakah para pedagang tersebut harus menolak permintaan kebutuhan pembeli tersebut? Tentu saja tidak.

Nah sekarang bisa penulis simpulkan bahwa jika ada seseorang yang datang kepada orang lain ketika dia membutuhkan bantuan orang lain, bukan berarti orang yang melakukan hal tersebut buruk. Karena semua orang yang datang pada orang lain pasti ada kebutuhan yang hendak dipenuhi.

Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa orang-orang banyak yang menggunakan diksi kalimat ini? Apa penyebabnya? Dan memang bagaimana seharusnya dalam menanggapinya? Hal itu akan penulis bahas di part 2.

Komentar

  1. Waaah... Ternyata banyak memang teman yang seperti ini ya kak.. sayangnya kok yang begini ini susah sekali nyadarnya...wkwkwkwks

    BalasHapus
  2. Ya juga sih, orang datang itu pasti ada butuhnya. Meski pun tidak harus materi, misalnya datang untuk didengarkan atau hanya ingin menyapa saja. Tetap saja itu ada maunya hehehe

    BalasHapus
  3. Kalau dilihat dari sisi yang seperti ini rasaya berbeda ya.

    BalasHapus
  4. Butuh yang terang-terangan vs tersembunyi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tilik & Cream, Ulasan Dua Film Pendek Menarik Dalam Negeri dan Mancanegara

Komunis Bukanlah Sama Rata & Sama Rasa (Meluruskan Asumsi Tentang Komunis)

Sudut Pandang Objektif